RESUME JURNAL
Digunakan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Informasi
Dosen pembimbing : Sari Sudarmiati,S.Kp,M.Kep.Sp.Mat
Ns.Elis Hartati,S.Kep,M.Kep
Ns.Reni Sulung U,S.Kep.M.Sc
Disusun
Oleh :
Mareta
Eka Sofyaningrum N
NIM. 22020114120042
A.14.1
JURUSAN
KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS
DIPONEGORO SEMARANG
2015
Proses persalinan dan kelahiran seorang bayi merupakan
kejadian yang alamiah yang sangat dinantikan oleh seorang ibu dan keluarga.
Ketika proses itulah pasti seorang ibu otomatis merasakan suatu proses
kontraksi atau sering disebut dengan nyeri. Rasa nyeri ketika persalinan itulah
yang mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan
tekanan darah, denyut jantung dan pernafasan. Menurut Bobak, dalam Weni 2011
yang menyatakan bahwa Nyeri yang dirasakan saat persalinan apabila tidak segera
diatasi akan meningkatkan perasaan rasa khawatir, tegang dan stress. Nyeri
persalinan timbul akibat adanya kontraksi serviks dan dilatasi ( pelebaran) mulut
rahim dan segmen bawah rahum yang banyak ditakuti oleh seorang ibu. Menurut
Farer, dalam Weni 2013 yang menyakan
bahwa intensitas nyeri sebanding dengan kekuatan kontraksi atau tekanan, nyeri
bertambah ketika mulut rahim dalam keadaan dilatasi penuh akibat tekanan bayi
terhadap struktur panggul diikuti regangan dan perobekan jalan bayi yang
menimbulkan hambatan fisik dan psikologis pada ibu ketika mengalami proses
persalinan akan menambah rasa nyeri yang terjadi.
Proses nyeri yang dirasakan seorang Ibu mempunyai
beberapa tahapan yang harus dilalui. Yang pertama ( Tahap I ) proses ketika
seorang ibu mengalami fase pembukaan, pembukaan persalinan merupakan fase
pembukaan dimulai saat leher rahim
membuka sempurna (pembukaan 1 - 10), yang menyebabkan kontraksi. Kemudian Tahap
II merupakan tahap Kelahiran, dimana setelah fase pembukaan yang paling
banyak menimbulkan kontraksi atau nyeri. Yang ketiga ( Tahap III ) merupakan
fase melahirkan plasenta yang berlangsung antara 5 - 30 menit. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc. Dengan adanya
kontraksi rahim, plasenta akan terlepas. Tahap terkahir ( Tahap IV ) merupakan Nyeri
di karenakan adanya jahitan perineum yaitu jahitan yang dialami ibu ketika
mengalami proses persalinan normal.
Sesuai dengan
perkembangan jaman banyak sekali intervensi yang dapat digunakan sebagai
pengurang nyeri saat persalinan. Menurut hasil resume jurnal nyeri tersebut
dapat dikurangi dengan cara Farmakologis berupa analgetik
non opioid, analgetik opiod, Adjuvan atau koanalgetik maupun Non Faramakologis berupa stimulasi
kutaneus (rangsangan permukaan kulit), akupunktur, dan distraksi yakni dengan
cara mengalihkan perhatian melalui kegiatan membaca, mendengarkan radio serta
dapat dilakukan dengan teknik relaksasi yang merupakan kombinasi dari distraksi
dan terapi kognitif yang terdiri dari relaksasi otot, imajinasi terpimpin dan
nafas dalam. Dari berbagai intervensi tersebut yang akan di ulas adalah Teknik
Effleurage Massage yakni berupa Teknik pemijatan usapan lembut menimbulkan efek
relaksasi.
Tahapan teknik effleurage massage sendiri ada 3 yakni
yang pertama Teknik pemijatan lembut,halus yang dilakukan di bagian abdomen
disertai dengan latihan pernapasan , tujuannya mengurangi nyeri ketika
kontraksi, kedua Teknik yang di dilakukan dengan pemijatan lembut kemudian di
tambahkan dengan aroma mawar yang akan membuat efek relaksasi ketika nyeri
persalinan atau disebut dengan Teknik effleurage di tambah dengan aromaterapi
mawar ( Rose ). Yang ketida Teknik yang
dilakukan dibagian pinggang,pungggung dengan pemberian usapan lembut yang akan
merangsang sistem sistem saraf Teknik effleurage massage( Back Effleurage). Penjelasan dari ketiga mekanisme effleurage
massage sebagai berikut, yakni : pada
saat dibagian abdomen pasien dengan posisi setengah duduk kemudian kedua
telapak tangan perawat meletakkan dibagian perut dan mengusap lembut melingkar
dari pusat atau searah. Ketika dibagian punggung pasien dengan posisi miring
kemudian pijatan lembut dibagian punggung dan sekitarnya. Yang terakhir adalah
rose effleurage massage teknik yang dilakukan sama persis dengan pijatan lembut
namun hanya saja diberi arotheraphy mawar ( rose ) agar menambah efek
relaksasi. Mengapa memilih teknik effleurage massage sebagai intervensi karena
cara yang paling mudah dilakukan dan juga efek yang ditimbulkan juga besar.
Jadi ketika mengalami proses persalinan seorang ibu jika mengalami kontraksi
atau nyeri tidak begitu kawatir karena sudah ada intervensi yang sangat
mendukung.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurulita,
U., Rejeki, S ., & Retno. (2013). Teknik nyeri pinggang kala I persalinan
melalui teknik back effleurage & counter pressure. Jurnal Keperawatan
Maternitas, Vol.1 (2) , 124-133.
Indrawati
, T ., & Retnawati, J. (2011) . Metode Pengurangan Rasa Nyeri Pada Kala
Satu Persalinan Normal Dan Efeknya
Di Bps Kota Semarang. Dinamika Kebidanan ,
Vol. 1 (1).
Nur Utami,R & Nurul, M. (2013). Perbedaan Efektivitas
Lama Pemberian Rose Effleurage Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Aktif Pada
Persalinan Normal Primigravida Di Kota Semarang Tahun 2013. Jurnal Kebidanan Vol. 2(4)
Handayani
,R .,Sadiyanto & Winarni. (2013). Pengaruh Massage Effleurage Terhadap
Pengurangan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Primipara Di
Rsia Bunda Arif Purwokerto Tahun 2011. Jurnal Kebidanan, Vol.5,(1)
Jamilah.,
Suwondo, A., Suhartono., & Wahyuni.
(2014). Efektifitas
Kombinasi Pijat Oksitosin Tehnik Effleurage
Dan Aromaterapi Rose Terhadap Kadar
Hormon Prolaktin Ibu Post Partum Normal Di Wilayah
Puskesmas Dawe Kudus. BHAMADA,
JITK, Vol. 5(1)
Handayani,
O & Raharjo, S. (2011). Pengaruh
Massage terhadap rasa Nyeri Ibu bersalin primipara. Jurnal Kesehatan Mitra
Lampung KESTRA. Vol.8 (1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar